Andi Batari Ardha (Mahasiswa S1 PGSD FKIP Unismuh Makassar)

Slameto (2003:46) mengartikan orang tua adalah setiap orang yang bertanggung jawab dalam suatu keluarga atau tugas rumah tangga yang dalam kehidupan sehari-hari disebut sebagai bapak dan ibu. Menurut Soejono (1978:10), anak dalam padangannya adalah karuniah Tuhan kepada manusia yang karenanya harus dirawat, dipelihara, dan didik dengan baik, tidak dengan kekerasan dan pukulan. Pendapat tersebut itu merupakan roles atas perlakuan keras dan kasar terhadap anak dalam kegiatan pendidikan di zamannya. Tujuan pendidikan digariskan kepada : 1) mencapai Ilmu pengetahuan, 2) mencapai akhlak, 3) mencapai keshalihan dan ketakwaan. Oleh karena itu, anak menjadi hal tepenting yang harus diperhatikan oleh kelurga.

Menurut Nasution (1986:1), orang tua adalah setiap orang yang bertanggung jawab dalam satu keluarga atau tugas rumah tangga yang dalam kehidupan sehari-hari disebut sebagai bapak dan ibu. Seorang bapak atau ayah dan ibu dari anak-anak mereka tentunya memiliki kewajiban yang penuh terhadap keberlangsungan hidup bagi anak-anaknya, karena anak memiliki hak untuk diurus dan dibina oleh orang tuanya hingga beranjak dewasa,

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa peran orang tua adalah perilaku yang berkenaan dengan orang tua dalam memegang posisi teretentu dalam lembaga keluarga yang didalamnya berfungsi sebagai pengasuh, pembimbing dan pendidikan bagi anak. Apalagi ditengah pandemi seperti sekrang ini, anak-anak belajar di rumah (study at home), jauh dari guru yang mengawasi dan memberi pelajaran, tentu peran orang tua sangat besar untuk membimbing anak-anak dari rumah.

Bukan hanya membimbing pelajaran sekolah di rumah, akan tetapi juga membimbing atau mendidik karakter dan akhlak anak. Karakter seorang anak dibentuk melalui pendidikan karakter. Pendidikan karakter yang utama dan pertama bagi anak adalah lingkungan keluarga. Di dalam leingkungan keluarga, seorang anak akan mempelajari dasar-dasar perilaku yang penting bagi kehidupannya. Karakter dipelajari anak melalui model para anggota keluarga terutama orang tua.

Baca Juga :  PEMANFAATAN MEDIA DIGITAL BOOK DALAM MENGUBAH PARADIGMA BELAJAR ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0

Orang tua menjadi role model bagi anak. Secara tidak langsung tingkah laku orang tua akan ditiru oleh anak, bila anak kita melihat kebiasaan baik orang tua maka akan dicontoh, demikian sebaliknya bila orang tua berprilaku buruk maka akan ditiru oleh anak-anak. Selain dari segi karakter, orang tua juga menguatkan anak dari segi pemahaman tentang virus corona meliputi penyebarannya, dampak virus corona dan cara mencegah virus corona. Serta menjaga semangat belajar anak dengan memberikan fasilitas penunjang pendidikannya, misalnya memberikan gadget, namun orang tua harus tetap mengawasi anak dalam menggunakan gadget. Gadget ibarat pedang bermata dua, ia bisa bermanfaat jika digunakan dengan baik dan bisa juga merugikan diri sendiri dan orang lain jika tidak digunakan dengan baik.

Menurut Ketua Dewan Komisi Nasional Perlindungan Anak, Dr. Seto Mulyadi, Psi M.Psi, bahwa kebiasaan anak mengunakan gadget akan merusak kemampuan berkonsentrasi. Memang mengasyikkan, tapi pada akhirnya terbiasa begitu. Sehinga pada waktu seorang anak harus focus terhadap suatu hal, akhirnya menjadi susah untuk melakukan fokus.  Meskipun di masa pandemi ini anak-anak dituntut sekolah menggunakan gadget, orang tua harus mengawasi anak agar tetap meggunakan gadget dengan baik. Orang tua sangat berperan terhadap pendidikan anak di masa pendemi misalnya membimbing anak ketika sekolah daring, membimbing dalam mengerjakan tugas. Di samping itu, orang tua juga bisa mengetahui perkembangan pendidikan anaknya, sehingga lebih mengenali dan lebih dekat dengan ankanya.

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *