Andiarti Nurpatma (Mahasiswi S1 PGSD Unismuh Makassar)

Istilah Lesson Study pada saat ini semakin banyak diketahui oleh staf pendidik karena memang diupayakan untuk dikenalkan ke semua pendidik mulai dari guru, calon guru, dan dosen di Indonesia. Harapannya, makin banyak calon guru, guru, dan dosen di Indonesia yang mau belajar melaksanakan Lesson Study karena sudah diyakini bahwa Lesson Study ini merupakan sarana yang tepat untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan mengembangkan kompetensi pendidik. (Susilo;2013)

Lesson Study adalah model pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan asas-asas kolegalitas dan mutual learning untuk membangun komunitas belajar.

Lesson Study mempunyai arti ‘’belajar dari pembelajaran’’ dan juga merupakan sarana yang ampuh untuk mengembangkan karakter pendidik. Hal ini karena walaupun kelihatannya mudah dan sederhana, Lesson Study ini menuntut komitmen yang tinggi agar dapat dilaksanakan oleh pendidik. Tanpa komitmen yang tinggi, mustahil Lesson Study dapat dilaksanakan. Pendidik juga dapat mengajak calon pendidik untuk melaksanakan Lesson Study. Calon pendidik dapat diajak melaksanakan Lesson Study dalam mata kuliah yang melatih mereka menjadi pendidik, misalnya Strategi Belajar Mengajar, atau mata kuliah Praktik Pengalaman Lapangan (PPL).

Pendidik dapat berkomitmen dalam melaksanakan Lesson Study apabila di dalam hatinya ada kemauan yang kuat untuk memajukan anak bangsa karena cintanya pada bangsa dan negara ini. Pendidik yang cocok untuk melaksanakan Lesson Study adalah yang memiliki semangat melayani anak didiknya. Agar dapat melayani, menurut pak Sugiyanto (dikemukakan sebagai anggota team teaching dengan penulis di kelas Problematik Pendidikan IPA SMP, 14 Oktober 2009) seorang pendidik perlu terlebih dahulu memiliki 3 sikap; 1) rendah hati ; artinya tidak merasa seolah-olah dia yang paling benar di kelas, merasa superior terhadap siswanya; 2) menghormati; artinya tidak menganggap siswanya tidak tahu apa-apa mengenai pembelajaran yang akan dibelajarkan hari itu, karena sebenarnya siswanya sudah memiliki pengetahuan awal mengenai materi yang akan dibelajarkan; dan 3) rasa cinta untuk belajar bersama siswanya, saling asah, saling asih, dan saling asuh, karena di mata Tuhan pendidik dan siswa sama-sama sebagai pebelajar. Dengan semangat mau melayani dan mengabdi inilah, maka pendidik akan mampu berkomitmen, artinya mau menyediakan tenaga, waktu, dan pikirannya untuk melaksanakan Lesson Study.

Baca Juga :  PELATIHAN PENYUSUNAN BAHAN AJAR KETERAMPILAN ABAD 21 DAN LITERASI MENGGUNAKAN MODEL RADEC

Lesson Study dilaksanakan melalui serangkaian kegiatan yaitu ; Plan (Perencanaan), Do (Pelaksanaan), dan See (Refleksi). Ketiga kegiatan tersebut diistilahkan sebagai kaji pembelajaran berorientasi praktik.

Plan, secara kolaboratif guru merencanakan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik berbasis permasalahan di kelas. Do yaitu seorang guru melaksanakan pembelajaran yang berpusat peserta didik. Sementara itu guru lain mengobservasi kegiatan peserta didik. Sedangkan See, secara kolaboratif guru merefleksikan keefektifan pembelajaran dan saling belajar dengan prinsip kolegalitas.

Yuniar (2013; 55) menyebutkan bahwa manfaat dari Lesson Study bagi pendidik diantaranya yaitu untuk mengurangi keterasingan dalam perencanaan pembelajarannya, membantu dengan mengobservasi pembelajarannya, memperdalam pemahaman tentang materi pelajaran, membantu supaya lebih fokus pada aktivitas belajar siswa, meningkatkan kolaborasi antara sesama guru, meningkatkan mutu guru dan mutu pembelajaran yang pada akhirnya meningkatkan mutu lulusan. Memberi kesempatan untuk memberi makna ide-ide pendidikan dalam praktik pembelajarannya, mempermudah dalam berkonsultasi dengan pakar dalam hal pembelajaran atau kesulitan materi pelajaran dan yang terakhir adalah memperbaiki praktik pembelajaran di kelas.

Lewis (2002) mengatakan bahwa sebenarnya ide mengenai Lesson Study ini sederhana dan singkat namun di dalam pelaksanaannya Lesson Study ini menuntut komitmen yang tinggi dan perlu penyediaan waktu dan pemikiran kreatif pendidik. Dosen dapat melatih calon pendidik untuk mulai ber Lesson Study dalam mata kuliah yang melatih mereka membelajarkan siswa, seperti mata kuliah Strategi Belajar Mengajar dan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL). Melalui kegiatan Lesson Study diyakini akan terbentuk pribadi-pribadi yang berkarakter karena kegiatan Lesson Study ini melatih calon pendidik untuk rendah hati, dan mau bekerja keras, tekun, terbuka terhadap pendapat orang lain, dan disiplin, tidak boleh datang terlambat dalam kelas.

Baca Juga :  Peluang dan Tantangan Menyiapkan Generasi Emas Menuju Indonesia Maju"

Oleh karena itu, kita sebagai pendidik maupun calon pendidik anak bangsa yang tercinta juga harus meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah agar kita dapat memanfaatkan sarana peningkatan kompetensi pendidik dan pengembangan karakter ini dengan sebaik-baiknya, untuk mengabdi dan melayani itulah profesionalisme pendidik. Semoga kedepannya generasi muda Indonesia mempunyai karakter yang kuat untuk membangun bangsa dan negaranya, memiliki kepribadian tinggi, semangat nasionalisme dan mampu memahami pengetahuan. Aamiin.

By admin

One thought on “LESSON STUDY SEBAGAI SARANA MENINGKATKAN KOMPETENSI PENDIDIK”

Tinggalkan Balasan ke Jamean Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *