Putri Andriani (Mahasiswa FKIP Unismuh Makassar)

Perubahan merupakan sesuatu yang alamiah, artinya segala sesuatu dalam kehidupan ini sudah pasti akan terus mengalami perubahan, karena perubahan sendiri merupakan ketetapan Tuhan yang tidak mungkin untuk dihindari. Perubahan juga terjadi pada kurikulum. Kurikulum berubah sesuai dengan tuntutan zaman.Guru adalah orang yang mengimplementasikan kurikulum dalam satuan pendidikan. Setiap pergantian kurikulum, maka guru dan pihak-pihak terkaitlah yang harus paling siap. Hakikat kurikulum itu ada pada guru, jika guru tidak bisa mendalami kurikulum yang berlaku, maka tujuan pendidikan yang diinginkan tidak akan tercapai. Sebaik apapun kurikulum tersebut, tidak akan membuahkan hasil jika guru tidak mampu melaksanakannya.

Kurikulum 2013, sebenarnya merupakan suatu konsep kurikulum yang mendorong pembelajaran berpusat pada siswa. Siswa dituntut untuk aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran dan guru dengan segala keilmuannya tidak hanya berperan sebagai pengajar tapi dituntut untuk menjadi inspirator. Pembelajaran lebih mengoptimalkan daya pikir dan kreativitas siswa untuk menambah keterampilan dan pengetahuannya, belajar menemukan melalui eksperimen. Perbedaan yang mendasar dengan kurikulum sebelumnya adalah, guru tidak lagi menerapkan metode berceramah dan bukan hanya satu-satunya sumber pengetahuan, bisa saja siswa mendapatkan pengetahuan dari sumber lainnya, seperti dari internet. Peran guru mendorong siswanya untuk mengalami sendiri proses yang membuat meningkatnya pengalaman mereka.

Pengembangan kurikulum merupakan sesuatu hal yang dapat terjadi kapan saja sesuai dengan kebutuhan. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa merupakan hal-hal yang harus segera ditanggapi dan dipertimbangkan pada pengembangn kurikulum pada setiap jenjang pendidikan. Munculnya peraturan perundang-undangan yang baru telah membawa implikasi terhadap paradigma baru dalam proses pengembangan kurikulum. Kondisi masa sekarang dan kecenderungan yang akan terjadi pada masa yang akan datang memerlukan persiapan dari generasi muda dan peserta didik yang memiliki kompetensi multidimensional. Mengacu pada hal-hal tersebut, pengembangan kurikulum harus mampu mengantisipasi segala persoalan yang dihadapi masa sekarang dan masa yang akan datang.

Baca Juga :  BELAJAR BERSAMA ALAM UNTUK MENUMBUHKAN KARAKTER DAN KECERDASAN ANAK DIDIK

Guru sebagai pelaku utama dalam dunia pendidikan harus siap dengan segala perubahan kebijakan, meskipun tidak kita sukai. Saat ini yang dibutuhkan adalah peran nyata, untuk terus melakukan sosialisasi kurikulum 2013, agar para guru benar-benar siap mengimplementasikannya.

Sosialisasi kurikulum harus sampai pada guru-guru pelaksana tidak dibeda-bedakan. Artinya, bahwa kurikulum baru bisa berjalan jika sudah dilakukan sosialisasi secara efektif. Selain itu ada tiga hal yang perlu dipertimbangkan dalam melakukan desiminasi, antara lain kesiapan para guru, kondisi geografis dan penyebaran informasi.

 

Ada tiga sikap guru terhadap kurikulum yaitu

Guru pelaksana kurikulum.Tipe guru ini melaksanakan kurikulum secara text book,artinya dia sepenuhnya taat terhadap juklak dan juknis yang terdapat dalam kurikulum. Sumber belajar pun hampir sepenuhnya mengadalkan kepada materi yang terdapat pada buku pelajaran. Dia sama sekali tidak berpikir mengembangkan kurikulum yang sebenarnya memberikan peluang untuk dikembangkan.

Guru pengembang kurikulum. Karakter guru seperti ini adalah selain dia mengacu kurikulum yang telah ditetapkan, tetapi dia mengembangkannya sesuai dengan kebutuhan, situasi, dan kondisi siswa, mengingat karakteristik daerah dan siswa beragam. Sebagai pengembang kurikulum, guru memiliki otonomi untuk merancang rencana skenario pembelajaran, materi yang akan diberikan, cara menyampaikannya, dan cara untuk menilainya. Dalam melaksanakan pembelajaran pun, dia lebih kreatif dan inovatif menggunakan model atau belajaran, mengembangkan bahan ajar dan menggunakan sumber belajar yang beragam. Pembelajaran lebih mengedepankan pendekatan kontekstual dan PAIKEM agar siswa mendapatkan pengalaman belajar yang menarik dan menyenangkan.

Guru sebagai kurikulum itu sendiri.Artinya, guru menjelma menjadi “kurikulum hidup” (teacher as a living curricullum). Guru bukan hanya sebatas menjadi penyampai materi pelajaran, tetapi juga sebagai pendidik yang membentuk karakter siswa. Oleh karena itu, guru wajib menjadi teladan (uswah hasanah/ role model)bagi siswanya karena apa yang diucapkan dan dilakukannya akan menjadi contoh bagi siswa. Dengan kata lain, guru sebagai “kurikulum hidup” adalah sumber belajar yang berjalan yang menebar hikmah dan pelajaran kepada siswa sehingga mampu menjadi motivator dan inspirator bagi semua siswanya.

Baca Juga :  PEMANFAATAN APLIKASI GAME EDUKASI SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN

Tiga sikap tersebut dapat melekat sekaligus pada seorang guru, atau tiap guru memiliki      sebagian sikap tersebut. Guru sebagai pelaksana, pengembangan, sekaligus juga menjadi “kurikulum hidup” tentunya sosok ideal yang muncul dalam dunia pendidikan kita. Semoga guru yang masih hanya menjadi seorang pelaksana kurikulum mau untuk mengembangkan diri, jauh lebih kreatif, tidak terkungkung oleh tuntutan kurikulum yang hanya sebuah pedoman minimal bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran.

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *